“Seseorang berhak dicintai dan mencintai” adalah quotes yang sering kita dengar dalam urusan percintaan. Quotes ini diartikan dengan hak seseorang untuk mencintai orang lain maupun berhak dicintai oleh orang lain yang tanpa paksaan antar keduanya. Berdasarkan tafsiran umum ini banyak orang yang menganggap bahwa dirinya hanya mencintai orang lain tanpa dicintai balik. Padahal, quotes ini juga dapat diartikan dalam lingkup self-love.
Self-love atau mencintai diri sendiri merupakan hal yang penting dalam hidup kita. Dengan kita mencintai diri kita sendiri, kita akan terhindar dengan pandangan hidup yang negative yang sering menghinggapi pikiran kita. Kita juga dapat menikmati hidup tanpa memikirkan beban yang seharusnya tidak kita ambil pusing, sehingga terhindar dari stress. Dengan terus meningkatkan kemampuan self-love, kita juga dapat merasakan kebahagiaan dengan cara-cara yang sederhana.
Sering kali kita terlalu fokus pada kekurangan diri kita. Kita terlalu membuang waktu untuk memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain berdasarkan kekurangan kita. Padahal, disetiap kekurangan juga pasti terdapat kelebihan. Karena begitulah dunia diciptakan, saling melengkapi, sama halnya dengan siang-malam, panjang-pendek, baik-buruk. Sehingga yang seharusnya kita pikirkan adalah bagaimana caranya kita menngkatkan kelebihan pada diri kita dengan self-improvement.
Masalahnya, self-improvement ini akan berujung pada kesia-siaan apabila kita tidak atau belum menerapkan self-love pada diri kita terlebih dahulu. Ada banyak cara untuk mencintai diri kita sendiri, seperti belajar memaafkan diri sendiri dan merelakan apa yang sudah berlalu dengan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran ketimbang penyesalan. Selain itu, kita pasti juga sudah akrab dengan isitilah “Me Time” atau waktu yang kita sediakan untuk diri sendiri sebagai waktu untuk menjernihkan pikiran yang sedang jenuh atau sekedar reward atau penghargaan atas apa yang telah kita capai.
Dari penjelasan diatas, mungkin sebagian besar pembaca akan menerjemahkan self-love dengan egoisme. Padahal, konsep self-love sangat berbeda dengan konsep egoisme itu sendiri. Self-love artinya kita menerima dan menghargai apa yang kita punya, baik itu fisik, pikiran, maupun hati serta takdir yang diberikan oleh Yang Maha Esa. Sementara egoisme merupakan sikap atau tindakan dimana kita hanya mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa mengindahkan kehadiran dan eksistensi orang lain yang mana sikap atau tindakan itu merugikan orang lain.
Untuk menutup tulisan ini, saya akan mengutip perkataan Maulana Jalaluddin Rumi, seorang sufi, filsuf sekaligus sastrawan dan penyair. Sila pembaca tafsirkan sendiri
(sumber gambar: hipwee.com )
Everything in the universe is within you. Ask all from yourself
– Maulana Jalaluddin Rumi –