Koperasi “Kopma UGM” kembali hadir dengan menyelenggarakan pelatihan ke-empat Jiwa Enterpreneurship bagi anggotanya pada Senin pagi (24/8). Pada kesempatan kali ini, tema pelatihan yang diangkat adalah Peluang Mahasiswa Content Creator. Dewan Laksamana, Mahasiswa Psikologi 2019 yang merupakan content creator @ideasnacks, hadir dalam pelatihan sebagai pemateri. Acara berlangsung pada pukul 10.00-11.30 WIB dan dimoderatori oleh Yusi Irma Nadia.
Amin Bachtiar, Ketua Koperasi “Kopma UGM”, menyatakan bahwa rangkaian pelatihan ini merupakan upaya untuk meningkatkan jiwa enterpreneurship mahasiswa, terutama bagi anggota Koperasi “Kopma UGM” sendiri. “Semoga saja (acara ini) bisa menjadi masukan terutama bagi teman-teman semua untuk bisa meningkatkan jiwa enterpreneurship dan juga buat teman-teman mahasiswa di Indonesia,” ungkapnya.
Sesuai dengan tema yang diangkat, Koperasi “Kopma UGM” menghadirkan Dewan Laksamana, seorang kontributor dan head of content Ideasnacks. Dewan menyebutkan bahwa Ideasnacks adalah suatu platform projek eksperimental publikasi pemikiran interdispliner seputar filsafat, seni berpikir dan cacat berpikir, sains, dan humaniora yang memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Medium, Twitter, dan Website sebagai wadah publikasinya. Selain itu, Ideasnacks adalah platform publikasi tulisan yang membahas fenomena yang terjadi di sekitar kita secara mendalam dengan bahasa yang ringan, sehingga mudah dimengerti orang awam. Contoh, fenomena ta’aruf, diputusin pacar, atau dikucilkan teman yang dibahas dengan sudut pandang psikologi.
Pengertian content creator sendiri adalah seseorang yang idenya dibentuk ke dalam sebuah karya, baik berupa video, suara, gambar, maupun tulisan. Adapun seseorang yang membuat karya berupa tulisan disebut content writer. Ada dua tipe content writer, yaitu seseorang yang menulis karena hobi dan seseorang yang memang bekerja membuat konten untuk nge-branding suatu perusahaan. Sedangkan istilah yang juga familiar adalah copy writer, hampir sama seperti content writer, tapi tujuannya untuk marketing atau menarik konsumen. Jadi, jika content writer lebih mengarah ke luar untuk mengenalkan suatu company, copy writer lebih mengarah ke dalam untuk mempersuasi orang.
Selanjutnya, terkait jenis dan media content creator ada berbagai macam. Untuk jenis video, kita dapat memanfaatkan media Youtube, Instagram, dan Tiktok. Dewan menjelaskan, ketika kita masuk ke dunia per-youtube-an, setidaknya ada satu kemampuan dan satu hal yang harus dimiliki seorang calon youtuber. Pertama adalah kemampuan editing untuk menghasilkan video yang menarik agar orang tertarik untuk melihat, seperti thumbnail yang bagus dan judul clickbait tentu membutuhkan ide kreatif. Kedua adalah karakter yang sangat menentukan bagaimana kita akan membuat sebuah konten, artinya konten memiliki ciri khas sendiri tidak hanya mengikuti arus. Konten pada Youtube terbagi menjadi dua, yaitu konten sederhana dan konten berat. Konten sederhana adalah konten yang dekat dengan kehidupan kita, seperti keseharian mahasiswa, jalan-jalan ke tempat wisata, review makanan, dan lain-lain. Contoh Youtuber yang memiliki konten sederhana adalah Jerome Polin, kontennya yang ringan memiliki ciri khas sering upload karena tidak butuh banyak script atau effort untuk membuatnya. Sedangkan konten berat lebih ke arah berbobot dan memiliki kualitas yang kuat karena memerlukan banyak riset dan script yang panjang sebelum membuat video, sehingga mereka jarang apload. Cohtohnya, LEMiNO dan Vox. Youtube memang lebih kompleks dibandingkan Instagram dan Tiktok. Namun, ada satu kata kunci yang sama-sama harus diperhatikan, yaitu karakter atau ciri khas. Karakter tersebut dapat membuat suatu konten mencuat di saat yang lain melakukan hal yang sama. Contohnya, pada Tiktok, Emil mario yang suka marah-marah dan Keanu yang terkenal dengan kontennya yang julid. “Jadi, untuk muncul ke permukaan dari sekian banyak content creator yang punya ciri khas sama kamu harus punya kekuatan yang benar-benar kuat sehingga kamu bisa muncul ke permukaan di saat yang lain tidak kelihatan, karakternya harus kuat,” tutur Dewan.
Kemudian, untuk jenis konten berupa suara, kita dapat memanfaatkan media Spotify atau Instagram. Konten audio ini biasanya disebut podcast, dapat berisi pembahasan hal-hal penting atau pembicaraan sederhana saja. Lalu, untuk tulisan, kita dapat menggunakan media Website, Instagram, Blogspot, LinkedIn (profesional), dan Medium. Sedangkan untuk gambar, Instagram adalah media terbaik untuk membagikan konten. Media-media yang sangat beragam tersebut merupakan kesempatan bagi kita yang gemar mengoceh, menulis, ataupun fotografi untuk menjadi content creator.
Namun, permasalahan utama yang biasanya muncul ketika seseorang akan membuat konten adalah ide. Dewan memberikan tips and trick ketika seseorang tidak menemukan ide original. Menurutnya, dalam dunia kreatif ada yang namanya ATM, singkatan dari Amati, Tiru, Modifikasi. Amati apa yang ada di sekitar kita, misalnya yang sedang trending di medsos, dan lihat karya orang lain yang menurut kita bagus, menarik, atau berkarakter. Setelah mengamati, lalu coba buat karya serupa dan lihat apakah bagus atau tidak untuk diperbaiki. Langkah terakhir ketika sudah meniru adalah modifikasi. Disini kreatifitas kita akan diuji, kita boleh memakai template orang lain, tetapi harus ada ciri khas kita sendiri. “Dengan kalian pakai metode ATM ini kamu bisa bikin satu karya yang nggak original dari kamu tapi pakai daya kreatif kamu, nah ini diperbolehkan dalam dunia kreatif,” ucap Dewan.
Pada zaman sekarang ini, peluang mahasiswa sebagai content creator sangat luas karena selain bisa mengasah kreativitas, juga akan banyak dibutuhkan di dunia kerja nantinya. Bahkan, hampir semua instansi menawarkan posisi content creator di bagian website dan platform lainnya yang digunakan. Terkait hal ini, sangat penting untuk kita belajar mengenai content creator, pun banyak wadah untuk membagikan konten yang kita miliki, baik itu gambar, suara, video, maupun tulisan. Kita juga dapat mengetahui cara membuat konten yang baik dan benar dari berbagai platform seperti video tutorial youtube, blog, artikel, dan banyak lagi. “Kalau kalian mau jadi content creator, coba buat dulu aja, lalu buat yang lebih baik, nggak papa di-publish, lihat feedback dari teman-teman kurang apa terus bikin yang lebih baik lagi,” tutup Dewan.
– Whafir Pramesty