Sumbangan Ilmu Ekonomi Bagi Bangsa Indonesia, Penguatan Koperasi dan Konsumsi Domestik, serta Solusi Dampak Krisis Ekonomi

sumbangan-ilmu

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang langka (Gregory Mankiw, 2006: 4). Pemikiran pemikiran dalam ilmu ekonomi mencari alternatif terbaik atas suatu masalah. Ilmu ekonomi berusaha mencari solusi perekonomian untuk kesejahteraan bersama masyarakat. Ilmu ekonomi memberi kontribusi atas berjalannya perekonomian di seluruh negara

Indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Para ekonom pembuat kebijakan merencanakan perekonomian Indonesia atas dasar nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Implementasi dari pancasila diyakini merupakan pilihan terbaik atas seluruh kegiatan ekonomi yang berjalan di Indonesia

Menegok sejarah, perekonomian Indonesia pernah tergoncang karena krisis ekonomi pada tahun 2008 dan 2009. Namun, dampaknya tidak separah negara-negara lain. Ketika digoncang krisis tersebut, negara tetangga Indonesia yakni Singapura, memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang negatif. Dampak yang lebih parah dirasakan oleh negara-negara di kawasan Eropa karena kegiatan perekonomian mereka menjadi sangat lesu

Sedangkan di Indonesia, krisis ekonomi 2008 dan 2009 tidak berdampak banyak dalam kegiatan perekonomian Ekspor Indonesia ke negara-negara di kawasan Eropa dan Asia Tenggara memang mengalami penurunan secara signifikan tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan angka yang positif berkisar pada angka 6 persen. Hal ini terjadi karena Indonesia mempunyai Usaha Kecil Menengah (UKM) yang salah satunya berbentuk Koperasi secara kuat menopang perekonomian Indonesia. Pola konsumsi masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif juga memberi manfaat untuk menahan angka pertumbuhan ekonomi. Pola konsumtif ini menjaga tingkat produktivitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa

Dalam menghadapi krisis ekonomi yang akan datang, Koperasi sebagai UKM dan peningkatan konsumsi masyarakat dirasa merupakan solusi terbaik dalam mempertahankan partumbuhan perekonomian Indonesia. Transmisi krisis ekonomi global ke Indonesia terutama terjadi melalui transaksi perdagangan internasional dan aliran modal. Ekspor Indonesia cenderung melemah karena pasar potensial seperti Amerika Serikat dan Eropa sedang mengalami resesi ekonomi. Mereka menjadi cenderung lebih hemat dan mengurangi konsumsi mereka atas produk-produk Indonesia.

Negara-negara pangsa pasar produk ekspor Indonesia yang lain, meski mengalami resesi ekonomi, tetapi lesunya kegiatan perekonomian mereka tidak separah kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Walaupun akan terjadi penurunan permintaannya terhadap produk-produk ekspor Indonesia, jumlah keseluruhan konsumen dari seluruh negara tidak akan menurun drastis. Para eksportir dapat melakukan ekspansi dan perluasan pasar ke Jepang, Cina, dan kawasan Asia Tenggara

Dalam menghadapi krisis ekonomi, kondisi perekonomian Indonesia berada pada posisi yang menguntungkan. Kontribusi ekspor Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang kini sekitar Rp7.000 triliun, tidaklah besar. Ek-spor neto atau neraca perdagangan (selisih antara ekspor terhadap impor) dalam dua tahun terakhir sekira USD20 miliar atau ekuivalen tiga persen PDB.

Persentase sumbangan ekspor yang hanya tiga persen merupakan angka yang relatif kecil. Dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, penyumbang terbesar adalah konsumsi rumah tangga sebesar enam puluh persen. Jumlah yang besar ini mengingat jumlah penduduk Indonesia yng besar pula. Sisa dari jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbang oleh investasi sebesar tiga puluh persen dan belanja pemerintah sebesar tujuh persen.

Konsumsi rumah tangga secara umum, merupakan salah satu unsur dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Seperti yang dijelaskan dalam uraian sebelumnya, konsumsi masyarakat Indonesia mengambil porsi yang besar dalam menyumbang jumlah pendapatan nasional.

Penguatan konsumsi masyarakat memacu para produsen dan perusahaan untuk menambah jumlah produksi. Penambahan kuantitas produksi membawa dampak positif terhadap efisiensi perusahaan, penambahan lapangan kerja, dan perputaran kecepatan uang beredar yang meningkat.

Dalam ilmu ekonomi, terdapat sepuluh prinsip dasar ekonomi. Salah satu yang berkaitan dengan penguatan konsumsi adalah prinsip nomor delapan yang berbunyi “Standar hidup suatu Negara bergantung pada kemampuannya menghasilkan barang dan jasa”. Pernyataan tersebut mendukung perlunya penguatan konsumsi yang memacu efektivitas dan produktivitas suatu perusahaan.

Struktur perekonomian Indonesia ini mirip dengan yang terjadi di Amerika Serikat. Penduduk Amerika Serikat yang kurang lebih berjumlah 310 juta orang, memberikan kontribusi yang besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) khususnya dalam bagian jumlah konsumsi masyarakat. Dengan kata lain, perekonomian Indonesia dan Amerika Serikat memiliki pasar domestik yang kuat sehingga bisa bertahan dengan mengandalkan potensi lokal.

Koperasi, sebagai bentuk Usaha kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Selama ini, Koperasi kurang mendapatkan perhatian. Kesadaran akan pentingnya Koperasi sudah mulai memudar. Pada krisis ekonomi 2008 dan 2009, Koperasi sebagai bentuk UKM di Indonesia menunjukan perannya sebagai penopang perekonomian Indonesia. Hal ini terjadi karena ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan penyebab krisis ekonomi global di luar negeri.

Koperasi boleh dikatakan merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis. Masyarakat umum dapat ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. Dengan dilakukannya hal ini, maka persoalan pengangguran dapat tertolong dan implikasinya juga berpengaruh dalam hal peningkatan pendapatan masyarakat. Bukan hal yang mustahil apabila produk-produk

Koperasi kini justru mempunyai peluang menjadi substitusi bagi produk-produk usaha besar yang mengalami kebangkrutan ketika krisis ekonomi. Jika siklus demikian terjadi, maka kecenderungan meningkatnya Koperasi sekaligus juga merupakan respon terhadap merosotnya daya beli masyarakat.

Krisis ekonomi global, diperkirakan tetap akan menyisakan negara Cina, India, dan Indonesia sebagai tiga negara dengan kinerja pertumbuhan ekonomi tertinggi. Cina diperkirakan tetap mampu tumbuh sembilan persen, India tujuh persen, dan Indonesia antara enam persen. Atas dasar tersebut, tidak ada alasan bagi investor untuk meninggalkan Indonesia. Kalaupun sekarang terjadi kepanikan, itu bersifat sementara. Pengembangan Koperasi sebagai UKM dan penguatan konsumsi domestik merupakan salah satu solusi meminimalisir dampak atas krisis global yang terjadi.

Arfiana Mahdiati
Ketua Bidang Keuangan