Ketidakpastian di berbagai sektor telah dialami masyarakat kurang lebih selama empat bulan terakhir. Permasalahan sosial ekonomi turut menyerang sendi kehidupan masyarakat, mengekori isu kesehatan yang belum kunjung mereda di negara ini. Sektor ekonomi terpapar dengan keras akibat pandemi. Dampak pandemi mengimbas tidak hanya industri atau sektor ekonomi besar, namun juga usaha kecil. Koperasi dan UKM yang merupakan industri kelolaan skala kecil, merasakan pukulan hebat, dan tengah mengusahakan agar tetap bertahan. Demi mencari jawaban bersama di tengah keresahan pandemi dan menyambut era baru di esok hari, Koperasi “Kopma UGM” menggelar webinar wawasan perkoperasian. Webinar diselenggarakan secara daring via Google Meet pada Rabu, 15 Juli 2020, dengan pendaftaran gratis yang dibuka untuk umum. Adapun narasumber yang berkesempatan berbagi wawasan kali ini adalah Ir. Srie Nurkyatsiwi, M.MA, selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY. Dengan dipandu moderator cakap Asep Mahendra, salah satu Staf Humas Koperasi “Kopma UGM”, webinar ini bertemakan “New Normal bagi Koperasi dan UKM: Adaptasi atau Eliminasi?”
Mendiskusikan seputar dinamika perkoperasian dan UKM khususnya di DIY, webinar berlangsung kurang lebih selama satu setengah jam, dan diikuti 70 peserta. Ir. Srie Nurkyatsiwi, M.MA. memaparkan mengenai kondisi koperasi yang ada di DIY, beserta permasalahannya. Diskusi mengupas strategi yang akan digunakan oleh koperasi dan UKM untuk menghadapi pandemi sekarang, begitu juga era baru di kemudian hari. Dikatakan bahwa koperasi akan dapat maju dengan bantuan dan komitmen anggotanya. Koperasi di masa sekarang ini bukan lagi berbicara perihal kuantitas, namun lebih kepada kualitas. DIY diharapkan dapat menjadi Kota Koperasi, yang merupakan kebanggaan para warganya. Generasi muda diajak untuk turut bersinergi dalam menjalankan dan memajukan koperasi. Perkembangan koperasi di DIY sendiri lebih banyak bergerak di bidang Koperasi Simpan Pinjam, sehingga pemerintah saat ini lebih mendorong untuk terbukanya Koperasi Sektor Rill, demi dapat mengurangi ketimpangan yang ada.
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dari waktu ke waktu adalah seputar kompetensi, kemitraan, pengambilan keputusan, keuntungan, kapasitas, dan informasi. Mengikuti perkembangan zaman yang sudah menyebabkan globalisasi masuk ke hampir setiap sendi kehidupan, koperasi juga diharapkan dapat merespon dengan baik. Era digital menjadi pilihan baik yang turut dapat diterapkan koperasi. Apalagi di tengah kondisi pandemi, keterbatasan ruang gerak secara langsung dapat dialihkan dengan gerak di ruang virtual. Kehadiran teknologi seharusnya dapat mempermudah koperasi, menuju ke arah koperasi modern. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa permasalahan sulitnya sarana dan akses beberapa koperasi di wilayah DIY masih menjadi PR bersama. Era digital akan membantu dalam transaksi keuangan dan pengelolaan koperasi secara internal dan eksternalnya. Sehingga membangun sistem yang memadai merupakan kebutuhan wajib koperasi masa kini. Pemerintah DIY saat ini tengah mengadakan perombakan pada regulasi perekonomian yang ada. Agar harapannya koperasi bisa mewadahi para anggota untuk mengembangkan kemampuan jiwa usaha. Adapun rancangan desain koperasi masa depan harus mempertimbangkan visi bersama, leadership, sistem yang adaptif, inovatif, networking, dan kapasitas SDM. Sangat ditekankan, sebuah koperasi harus dapat fleksibel dalam mengahadapi situasi perkembangan zaman agar kesan kuno yang melekat pada koperasi dapat berangsur-angsur memudar dan hilang.
Kegiatan pendampingan dan pelatihan perkoperasian yang ada saat ini turut menjadi peluang koperasi untuk dapat mengembangkan diri. Modifikasi dalam penguatan para pelaku usaha ataupun koperasi diusahakan dapat mengikuti kebutuhan dan merespon setiap kondisi. Pesan dari Ir. Srie Nurkyatsiwi, M.MA., selaku narasumber adalah bagaimana kemudian Koperasi “Kopma UGM” harus siap dan memiliki strategi dalam mengembangkan jiwa koperasi, sebagai tempat rujukan utama mahasiswa UGM mencari setiap kebutuhannya. Komitmen dan sikap jujur harus selalu dipegang setiap anggota koperasi dalam merespon inovasi baru di kemudian hari. Karena yang patut diperjuangkan adalah koperasi tangguh dengan sikap siap beradaptasi untuk tidak dieliminasi situasi dan kondisi apapun.
(Ayu Pratiwi)