Sebagai seorang mahasiswa, tentu kita dituntut untuk mencari pengalaman di luar ruang kuliah sebagai penunjang perjalanan karier kita. Entah pengalaman tersebut diperoleh melalui organisasi, kepanitiaan, volunteer hingga bekerja di suatu perusahaan sebagai seorang intern di sebuah program magang. Sering terbesit di pikiran kita mana yang paling tepat untuk kita ambil sebagai seorang mahasiswa di antara pilihan magang, part-time, dan freelance. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “relatif.” Yakni tiap masing-masing pilihan tersebut memiliki keunggulannya tersendiri, dan tentu akan menyesuaikan dari situasi dan kondisi seorang mahasiswa secara individual. Pertimbangan lain juga terletak pada tujuan dari mahasiswa tersebut untuk memilih pilihan yang cocok, antara lain apakah tujuannya untuk menambah portofolio di dalam CV, menambah pemasukan bulanan, hingga memperoleh koneksi dan jam terbang bagus di suatu perusahaan agar nantinya dapat diterima sebagai pekerja tetap di perusahaan tersebut. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini mari kita mengulik bersama masing-masing dari ketiga opsi tersebut!
Magang
Magang (internship) mengacu kepada sebuah program yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi pemerintah maupun swasta yang memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja dalam kurun waktu yang ditentukan. Secara umum, setidaknya ada dua jenis program magang. Yakni magang yang dibayar (paid internship) dan magang yang tidak dibayar (unpaid internship). Terlepas dari dibayar atau tidak, magang memberikan sebuah pengalaman dan portofolio CV bagi mahasiswa juga dapat memberikan sebuah wadah untuk mengenal sistem kerja di sebuah perusahaan. Sehingga melalui magang, mahasiswa tidak akan merasa kaget jika bekerja dalam sebuah kantor dengan sistem yang tidak familiar atau cukup asing bagi mahasiswa yang belum berpengalaman
Magang sangat bermanfaat untuk menambah “jam terbang” karier seorang mahasiswa. HRD akan melirik dan memberikan nilai tambahan bagi mahasiswa dengan pengalaman magang untuk pertimbangan diterimanya seorang individu ke dalam perusahaan. Hal itu dikarenakan individu atau mahasiswa yang pernah mengikuti program magang sudah sangat paham dengan sistem kerja di kantor sehingga tidak perlu membuang waktu lagi dalam proses pelatihan dan penyesuaian lingkungan kerja. Maka dari itu, bagi kamu yang berkeinginan untuk bekerja di perusahaan ternama, manfaatkan kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program magang. Umumnya kampus bekerja sama dengan berbagai perusahaan sesuai dengan bidang keilmuan tiap fakultas dalam mengadakan program magang. Maka dari itu, selalu ikuti informasi yang diberikan oleh kampusmu agar kamu bisa dapat mendaftar di berbagai program magang yang prospektif dan bermanfaat bagi masa depan kariermu!
Part-time
Part-time atau kerja paruh waktu merujuk pada pekerjaan tetap di suatu tempat kerja yang memiliki jam kerja yang lebih singkat dibandingkan dengan pekerjaan full-time atau kerja penuh. Umumnya kerja paruh waktu memiliki jam kerja yang berkisar antara 5 hingga 6 jam, dibandingkan dengan kerja full-time yang bekerja minimal 8 jam per harinya. Kerja paruh waktu memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pemasukan bulanan tambahan di tengah kesibukan akademis. Mahasiswa dapat menggunakan waktu luangnya di luar kuliah untuk bekerja paruh waktu di berbagai tempat kerja. Umumnya industri yang mempekerjakan mahasiswa dan lulusan SMA/sederajat adalah industri kuliner dan ritel. Pekerjaan seperti barista, pramusaji, dan pramuniaga umumnya membuka peluang untuk mahasiswa untuk bergabung dan memperoleh pengalaman serta gaji yang tentunya sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang merantau di luar kampung halaman.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pekerjaan paruh waktu adalah pilihan tepat bagi mahasiswa yang tujuan utamanya adalah memperoleh uang saku tambahan dengan bekerja di tengah kehidupan akademis yang padat. Umumnya pekerjaan seperti pramuniaga atau penjaga toko memberikan kesempatan yang luas bagi para mahasiswa terlepas dari latar belakang keahlian, pendidikan formal, serta pengalaman kerja sebelumnya. Seorang mahasiswa hanya menginvestasikan waktu dan tenaga untuk bekerja di bidang ritel, sehingga sangat cocok untuk memulai perjalanan kariernya. Kerja paruh waktu di industri kuliner juga merupakan pilihan yang menjanjikan. Pengalaman kerja yang diperoleh dari bekerja di industri kuliner seperti menjadi pramusaji, barista, dan tukang masak sangat berguna bagi masa depan karier seorang mahasiswa. Dengan pengalaman yang didapatkan saat kerja paruh waktu di bidang kuliner, seorang mahasiswa dapat mengantongi portofolio untuk melanjutkan karier di industri yang sama untuk pekerjaan tetap. Selain itu, bekerja paruh waktu di bidang kuliner menawarkan upah yang menjanjikan. Upah yang diberikan saat bekerja di industri kuliner relatif tinggi dibandingkan industri lainnya, bahkan mendekati gaji UMR pekerja full-time. Namun tentunya, perlu keahlian tertentu untuk bisa bekerja di dalam bidang kuliner, seperti memasak untuk koki atau juru masak , juga kemampuan brewing (teknik menyeduh kopi) pada barista. Keahlian tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal seperti di sekolah menengah kejuruan dan pendidikan nonformal berupa kursus dan pelatihan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang memiliki bakat dan mengasah keahlian seperti memasak dan brewing kopi secara otodidak untuk bisa mendaftar di kerja paruh waktu. Hal tersebut akan dipertimbangkan oleh calon employer dan melalui penilaian yang diberikan untuk kita calon pekerja. Maka dari itu, sekali lagi, kerja paruh waktu adalah pilihan yang paling tepat untuk mahasiswa yang memiliki tujuan utama untuk memperoleh uang tambahan.
Freelance
Terakhir, seorang mahasiswa dapat memutuskan untuk menjadi seorang pekerja lepas (freelance). Sesuai dengan namanya, pekerja lepas tidak terikat oleh jam kerja kantor dan kontrak dari perusahaan atau tempat kerja lainnya. Sehingga dengan demikian, seorang mahasiswa dapat mengatur kerjanya secara fleksibel yang ia tentukan sendiri. Pekerja lepas memiliki ragam yang sangat bervariasi. Salah satunya yakni penulis lepas di suatu media pemberitaan. Umumnya situs-situs pemberitaan menyediakan kolom tertentu bagi masyarakat awam untuk mengirimkan tulisannya dan dimuat di situs pemberitaan tersebut. Tidak jarang mereka menyediakan honor berupa uang bagi mereka yang telah berkontribusi aktif mengirimkan tulisan mereka. Situs-situs yang menawarkan kolom bagi para penulis lepas antara lain Mojok.co, Yoursay, Kompasiana, Geotimes, dan masih banyak lainnya. Selain honor, kita dapat memperoleh portofolio yakni berupa tulisan kita berhasil dimuat di situs pemberitaan tersebut. Sehingga menjadi sebuah media yang cocok bagi kita yang ingin bekerja di bidang jurnalistik dan kepenulisan konten. Selain menjadi penulis konten lepas, kita dapat memanfaatkan keahlian kita dalam kepenulisan seperti jasa terjemahan.
Selain menulis, mahasiswa yang memiliki kemampuan desain grafis dapat memutuskan untuk menjadi seorang desainer lepas. Kita dapat membuka jasa desain kepada teman-teman kita dan masyarakat luas yang tentunya menjadi sumber pemasukan tambahan bagi seorang mahasiswa. Kita dapat memasang sistem kerja dan tarif sesuai keinginan kita yang tentunya dibuat dengan persetujuan dengan klien. Maka, bagi kamu yang memiliki keahlian desain grafis, gunakanlah keahlianmu untuk memperoleh penghasilan tambahan!
Nah, berikut adalah penjelasan dari masing-masing keunggulan magang, part-time, dan freelance. Tentu, ikuti pilihan berdasarkan tujuan utamamu antara memperoleh pengalaman, portofolio, penghasilan tambahan, atau bahkan ketiganya. Akhir kata dari penulis, semoga bermanfaat!