Mengurai Teknik Polyphasic Sleep: Tidur dengan Pola Unik

I Tried the Most Extreme Sleep Cycle — Here is What Uberman is Like | by  cstead1 | Medium
I Tried the Most Extreme Sleep Cycle — Here is What Uberman is Like | by  cstead1 | Medium

Tidur merupakan kebutuhan biologis yang esensial bagi semua orang. Namun, pernahkah kamu mendengar teknik tidur “polyphasic sleep”? Polyphasic sleep merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pola tidur yang terdiri dari beberapa segmen tidur dalam sehari. Dalam teknik ini, seseorang akan tidur lebih dari dua kali per hari. Teknik tidur ini merupakan teknik tidur yang kontroversial karena manusia pada umumnya akan melakukan pola tidur monofasik atau tidur di malam hingga pagi hari.

Metode polyphasic sleep dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi. Di antara banyaknya variasi tersebut, terdapat dua variasi polyphasic sleep yang terkenal, yakni Uberman sleep dan Everyman sleep. Uberman sleep atau pola tidur Uberman merupakan salah satu variasi polyphasic yang paling ekstrem. Pola tidur Uberman hanya melibatkan tidur sekitar dua jam dengan durasi masing-masing tidur 20-30 menit. Selain pola tidur Uberman, terdapat pola tidur lain yang tidak kalah populer, yaitu Everyman sleep. Pola tidur ini memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan pola tidur Uberman karena memiliki durasi yang lebih panjang, yakni tiga hingga empat jam dalam sehari. Dalam pola Everyman sleep, seseorang akan tidur selama tiga jam di malam hari dan melengkapi durasi tidur lainnya dengan tidur sebanyak tiga kali dengan masing-masing durasi tidur sepanjang 20 menit.

Alasan mengapa teknik polyphasic sleep menjadi salah satu teknik tidur yang terkenal adalah karena teknik ini dikenal dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Dengan menerapkan pola tidur polyphasic, seseorang dipercaya memiliki lebih banyak waktu yang tersedia untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti bekerja, belajar, atau mengejar hobi lainnya. Selain itu, pola tidur polyphasic dipercaya memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan dapat meningkatkan efisiensi tidur.

Namun, di balik banyaknya manfaat yang mungkin didapatkan dari penerapan pola tidur polyphasic, terdapat beberapa risiko dan pertimbangan yang harus diperhatikan. Pertama, penerapan pola tidur ini membutuhkan tingkat adaptasi yang tinggi karena melibatkan periode kelelahan dan ketidaknyamanan. Kedua, pola tidur polyphasic dapat berdampak negatif pada kesehatan dalam jangka panjang karena kurangnya tidur. Ketiga, penerapan pola tidur polyphasic juga mungkin akan menjadi kendala sosial karena sebagian besar orang tidur di malam hari dan beraktivitas di siang hari.

Teknik polyphasic sleep adalah eksperimen tidur yang tidak konvensional yang melibatkan tidur dalam serangkaian segmen pendek sepanjang hari. Meskipun memiliki potensi manfaat dalam meningkatkan produktivitas, penting untuk menyadari risiko dan efek jangka panjang yang belum sepenuhnya dipahami. Sebelum mencoba pola tidur polyphasic, berkonsultasilah dengan profesional kesehatan untuk memahami apakah ini sesuai untuk kita. Tidur yang cukup dan berkualitas tetap menjadi prioritas utama untuk kesehatan dan kesejahteraan yang baik.

Leave a comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.